Claudio Ranieri menemukan
tambatan pada Leicester City. Merasa bahagia, Ranieri mengakui bahwa ia mungkin
akan pensiun melatih di Leicester.
Boleh dibilang cinta Ranieri
pada Leicester adalah cinta pada pandangan pertama --dan berjalan dengan mulus.
Ditunjuk menjadi manajer pada awal musim 2015/2016, Ranieri langsung memberikan
dampak besar pada permainan (dan hasil) di atas lapangan.
Tanpa gembar-gembor, Leicester
mencuat sebagai tim kejutan ketika banyak raksasa Premier League justru tampil
inkonsisten. The Foxes pun duduk di puncak klasemen dengan delapan pekan
tersisa. Mereka unggul lima poin atas saingan terdekat, Tottenham Hotspur.
Ranieri, yang sepanjang karier
kepelatihannya belum pernah membawa tim menjuarai liga, kini di ambang prestasi
besar. Leicester sendiri belum pernah menjadi juara liga. Maka, klop-lah sudah.
The Tinkerman pun mengaku
bahagia. Mengingat usianya kini sudah 64 tahun, ada kemungkinan ia akan
mengakhiri karier kepelatihannya di Leicester.
