Dalam waktu kurang dari
setahun, terjadi dua serangan teror mematikan di Paris, Prancis. Akan tetapi,
hal tersebut tak membuat panitia penyelenggara Piala Eropa 2016 membuat
perubahan rencana.
Pada 7 Januari silam, kantor
surat kabar Charlie Hebdo di Paris diserbu dua pria bersenjata, yang menembaki
orang-orang di dalam gedung. Tercatat 12 orang tewas dan 11 lainnya terluka
akibat insiden ini.
Serangan dalam skala yang jauh
lebih besar terjadi pada Jumat (13/11/2015) lalu. Ada tujuh titik yang menjadi
target serangan, mulai dari gedung konser, restoran, hingga stadion. Serangan
besar-besaran ini menewaskan sedikitnya 129 orang.
Stadion yang diserang pada
Jumat lalu adalah Stade de France, yang saat itu sedang menggelar laga Prancis
vs Jerman. Padahal, stadion tersebut nantinya akan menjadi salah satu venue
Piala Eropa 2016. Laga pembukaan dan final rencananya akan digelar di stadion
tersebut.
Pihak penyelenggara Piala
Eropa 2016 memastikan turnamen akan tetap berjalan sesuai rencana semula.
Mereka tak akan membatalkan atau memindahkan lokasi turnamen karena adanya
serangan teror.