Sepakbola Dunia - Sosok Messi sebagai pemain terbaik dunia lima kali, tampak memudar bersamaan dengan menetesnya air mata di final Copa melawan Cile. "Apa yang Anda lihat di atas lapangan -- ketika ia berlutut dan menangis -- hal tersebut membuktikan bahwa dirinya hanya seorang manusia biasa dan bukan seorang alien seperti yang semua orang pikir. “ tutur Kempes, dikutip dari Vortex.
Selama ini Messi terlalu di puja-puja. Ia dibingkai dengan sejuta frasa “terbaik dunia” dan “makhluk luar angkasa” oleh media. Ia dimahkotai sebagai raja sepakbola Spanyol. Ia dipuja dengan deretan Ballon d’Or, lalu diarak keliling Eropa bersama trofi-trofi Barcelona. Sangat jarang media membicarakan kelemahan penyerang 29 tahun ini. Seolah-olah, cacat bukanlah bagian dari kehidupan Lionel Messi.
Namun di partai puncak Copa America Centenario, Messi tidak hanya memikul beban Argentina, tetapi beban yang dilimpahkan seluruh dunia. Statusnya bukan sekadar bintang Argentina, melainkan pemain terbaik dunia. Ia menyokong harapan dan tuntutan dunia, kecuali Cile, untuk memenangkan gelar internasional perdananya setelah maju ke tiga final dalam tiga tahun terakhir. Apa daya, harapan tersebut berubah jadi kemalangan bagi La Pulga.
Setelah gagal di dua final dan absen di laga perdana, ia kembali dan menjadi pahlawan kemenangan Albiceleste kontra Panama. Namun yang terjadi di MetLife Stadium justru sebaliknya. Messi nyaris tak berkutik menghadapi kepungan pemain Cile. Minimal dua pemain mengawalnya saat tidak membawa bola dan ketika bola mendekat, tiba-tiba saja La Pulga sudah dikepung empat hingga lima orang. Situasi ini jelas membuat laga semakin panas seiring Marcelo Alfonso Díaz Rojas mendapat kartu kuning dua kali karena mengganjal Messi.
Dalam situasi itu Argentina bisa menang jika tak bergantung pada Messi, tapi kisah mereka tidak berakhir indah. Sepakan Lucas Biglia berhasil dikandaskan oleh Bravo dan Francisco Silva menutup laga dengan golnya. Gol menit akhir Mario Gotze di Brasil menhancurkan harapan Argentina. Penalti melawan Cile di Copa America 2015 berujung pada kekalahan.
Empat final sudah dilalui oleh Messi (Copa America 2007, 2015, 2016, dan PD 2014) dan semuanya berakhir kekalahan. Messi tidak bisa menahan kesedihannya dan mengibarkan bendera putih di usia puncak pesepakbola. Tidak ada lagi Lionel Messi di kancah internasional.
Namun keputusan Messi untuk menggantungkan sepatunya di kancah internasional, menuai penolakan. Mudah-mudahan Messi mau merevisi kata-katanya dan mengurungkan niatnya untuk pensiun Guys!! Ayo jangan bersedih, tatap pertandingan lainnya bersama 12BET Indonesia.
Odds terbaik, pembayaran tercepat dan pelayanan customer service 24 jam untuk Kamu. Jangan lupa banjir bonus juga loh untuk EURO 2016 dan lebaran kali ini. Jadilah pemain yang beruntung dengan membawa pulang kemenangan besar bersama 12BET Indonesia.